Jumat, 14 Juni 2013

PT NKRI vs Pemerintah NKRI [ Polemik Penanganan APBN Jebol ]

Sekarang sedang "seru serunya" mbahas mengenai kenaikan harga bbm.
Ampun deh..bbm aja belum naik harga harga sudah pada naik 10% - 30%..sadisssss
Apakah ada yang salah dengan tata kelola negara ini? Jawabannya : gue ga begitu paham jelas, pan gue hanya masyarakat keci..tapi menurut gue, ya - ada yang salah dengan tata kelola kebijakan perekonomian kite..sebab setau gue negara ini negara kaya man...tongkat aja di tanam bisa jadi tanaman kok..hahaha..itu menurut gue ya...[ maaf pake kata kata "gue" sebab itu jawaban yang keluar dari banyak mulut anak muda sekarang ]

Ok..gw ga akan mbahas tata kelola negara karena jujur gw ga tau dan gw ga ahlinya..hanya yang gw mao sharing di tulisan gw kali ini adalah apakah sudah betul kebijakan yang diambil pemerintah dengan menaikkan harga jual bbm? dalih yang biasa kita denger adalah bahwa anggaran kita akan mengalami defisit apabila subsidi itu tetap dilakukan..bener atau salah..wallahu a'lam..
Tapi menurut gw ada yang kurang tepat pada opsi menaikkan harga bbm sebagai jurus pembuka untuk menyelamatkan APBN..
gw ambil analogi sebagai berikut :
Kalo kita punya usaha dan usaha kita mengalami masa surut dan harus tetep "survive", apa langkah yang kita ambil..? Apakah kita dengan gagah berani menaikkan harga jual..? Atau kita dengan "gentleman" menutup usaha kita..? Atau dengan pasrah kita langsung nambah utang dengan jalan pintas "nyekolahin" sertifikat rumah kita..? semuanya bukan langkah yang elegan [sejauh pemikiran gw ya], dan malah hanya menyebabkan kita makin terpuruk..
Terus apa yang musti kita lakukan..? Kira kira beginilah yang akan kita lakukan untuk memperoleh "gain" yang sama sama menguntungkan.
1. Kencangkan ikat pinggang. Kalimat ini hanya terdiri dari 3 frasa bro, tapi sangat sulit dilakukan. Apalagi dalam konteks bernegara dengan segala "perhiasan" dan tetek bengeknya. Penjelasan gampangnya, potong dan hilangkan segala kebijakan yang "judulnya" tunjangan pelengkap. Kendaraan dinas, tunjangan pidato, tunjangan kosmetik dan perawatan tubuh, dan tunjangan lain yang sifatnya "hedonisme". Kalaupun tidak bisa dihilangkan ya..paling ngga d potong lah. Kalo mobil dinas menteri sekarang pake toyota royal saloon ya d ganti lah dengan nissan teana atau honda accord lah. Gw yakin martabat dan kedudukan nya ngga akan berkurang kalo hanya ganti kendaraan. Bahasa prokem nya gini man : Kalo lo menteri, meskipun lo naik sepeda butut juga lo tetep menteri kok..lo masih bisa tandatangan KepMen atau yang setara.
2. Lakukan evaluasi menyeluruh terhadap semua yang judulnya pemborosan atau "waste" dan lakukan improvement untuk menghilangkan waste itu. Contoh, apa pentingnya para pejabat itu punya laptop yang harganya 18 juta, sementara dia mbuka laptop aja gaptek..mubadzir kan..beli laptop ya sewajarnya lah..harga 8 juta juga lo sudah bisa dapet toshiba kok..
Apa untungnya notulensi meeting di tulis di kertas yang hanya nantinya jadi mainan origami anak nya si notulis. Mending pake lapto + beliin infocus. Gampang kan..karena yang judulnya alat kan akan terdepresiasi dalam hitungan kurang dari 3 tahun.
3. Lakukan management "dua kaki" atau multishourching untuk material yang di proses. Kalo kita import minyak mentah dari negara A mahal..ya cari dari negara mana yang harganya "mede" alias lebih murah..yang penting harganya lebih murah aja deh..meskipun hanya selisih Rp 1,00 saja. Tapi inget Rp 1,00 kalo kali ratusan juta juga ada selisih positif kan..
4. Lakukan rasionalisasi dan efisiensi. Kalo ini sangat jelas lah ya..Pensiunkan aja karyawan atau PNS yang sudah tidak produktif dan provitability rendah.
5. Bangun keleluasaan ke semua pegawai agar mereka mempunyai "self of belonging" mempunyai rasa "handarbeni", sehingga secara tidak sadar mereka akan berusaha untuk membuat terobosan yang yahud dan manjur dalam rangka peningkatan motifasi kerja yang bereffect pada peningkatan produktifitas.
6. Nah ini langkah terakhir bro..kalo di dunia persilatan dalam film Hong Fei Hung ini jurus "tendangan tanpa bayangan" lah..yaitu naikkan harga jual dengaan peningkatan grade pelayanan dan kualitas. Tapi ingat bro..ini tuh jurus terakhir..belom di coba langkah 1 - 5 langsung pake jurus "tendangan tanpa bayangan"..ya langsung matilah kita kita ini..

Kira kira gitu bro..
Pertanyaannya pernah ngga ya para "juragan juragan" di DPR sono memikirkan hal hal kayak gitu.
Kalo kita yang biasa bekerja di sektor swasta atau punya usaha sendiri pasti "ngeh" lah dengan gradasi yang seperti di atas. Ngga langsung naikkan harga jual barang. Gw jamin deh...ga bakalan untung yang ada malah pelanggan akan meninggalkan kita dan jadi ngga respect sama kita punya usaha.

wallahu a'lam bishshowaab